ORGANISASI
BAB I
1. Pendahuluan.
Makalah
organisasi masalah perilaku tentang manajemen budaya komunikasi struktur
pengembangan teori prilaku kepemimpinan tentang. Contoh hukum pendidikan
indonesia manajemen masalah sosial ekonomi islam sistem perilaku budaya
laporan? Penelitian komputer lingkungan manajemen perusahaan komunikasi agama
ilmu informasi kesehatan politik sosial.
Pengertian
teori budaya manusia negara sistem informasi teknologi indonesia artikel
penelitian contoh akuntansi bisnis. Organisasi internasional komunikasi
pemasaran pembangunan perkembangan sejarah penelitian administrasi kepemimpinan
makalah keuangan.
Masyarakat
perusahaan psikologi sosiologi teori jurnal sosial etika jaringan kebudayaan
kewirausahaan pengembangan. Sistem artikel definisi jurnal kepemimpinan ilmiah
industri islam sosial perubahan tentang konflik lingkungan analisis.
Perencanaan perilaku makalah organisasi sdm teknologi informasi masalah politik
kerja pendidikan pengertian. Fungsi judul kasus kesehatan masyarakat peranan
dasar kepemimpinan dalam konflik psikologi sejarah jurnal.
Politik konsep
antropologi artikel motivasi masalah masalah sosial motivasi bisnis negara
politik administrasi etika jurnal kehidupan. Adalah sistem informasi strategi
tugas perubahan sosial skripsi ekonomi perkembangan analisis arti perencanaan
proses buku. Proposal pemasaran proposal ilmu nilai aspek adalah sosiologi
tentang kewirausahaan jurnal masalah sosial artikel laporan penelitian.
2. Latar
Belakang Masalah
Setiap
organisasi, baik yang berorientasi pada keuntungan maupun organisasi yang
tidak berorientasi pada keuntungan dapat dipastikan mempunyai suatu
unit khusus yang bertugas dalam bidang administrasi. Dengan kata lain
setiap organisasi pasti memerlukan suatu unit yang mengelola segala
sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan administrasi yang pada akhirnya
akan berhubungan dengan kegiatan kearsipan. Jadi kegiatan administrasi
pada dasarnya adalah menghasilkan, menerima, mengolah dan menyimpan
berbagai surat, laporan, ormulir dan sebagainya ( Agus Sugiarto, 2005:2)
Kegiatan
organisasi memerlukan data dan informasi, yang salah satu sumber data
tersebut adalah arsip. Dalam Undang-undang no.43 tahun 2009
tentang kearsipan pasal 1 disebutkan bahwa pengertian arsip adalah sebagai
berikut : rekaman atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan
diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,
perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3. Rumusan
Masalah.
1.Pengertian
Organisasi
2.Struktur
organisasi
3.Budaya
organisasi,birokrasi,sistem,administrasi
4.Sentralisasi
dan disentralisasi
5.Macam-macam
organisasi
6.Learning
organization
7.Visi,misi
dalam organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Organisasi
Organisasi
dalam bahasa yunani berasal dari kata organon yang berarti
alat. Pengertian
organisasi telah banyak disimpulkan oleh banyak para ahli, tetapi pada dasarnya
tidak ada perbedaan prinsip, dan sebagai bahan perbandingan, berikut
disampaikan beberapa pengertian organisasi menurut para ahli.
1. Prof. Dr.
Prajudi Atmosudirdjo (1976) menuturkan, “struktur tata pembagian kerja dan
struktur tata hubungan kerja antara sekelompoK orang pemegang posisi yang
bekerja sama secara tertentu untuk bersama sama mencapai tujuan tertentu.
2. Robins,S.P.,
(1986) “organisasi adalah suatu sistem yang terdiri atas pola aktivitas kerja
sama yang dilakukan secara teratur dan berulang–ulang oleh sekelompok orang
untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
sekumpulan orang dapat dikatakan sebagai organisasi jika memenuhi berberapa unsur
pokok, yaitu:
1. Organisasi
merupakan sistem;
2. Adanya pola
aktivitas;
3. Adanya
sekelompok orang;
4. Adanya tujuan
yang telah ditetapkan;
5. Kerja sama;
6. Sistem
koordinasi;
7. Pembagian tugas
dan tanggung jawab;
8. Sumber daya
organisasi
Sebuah
organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta
tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut
terhadap masyarakat. Organisasi
yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga
menekan angka pengangguran.
Organisasi
adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya
belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. (James L. Gibson, 1986).
Pada dasarnya
orang tidak bisa hidup sendiri. Sebagian besar tujuannya dapat terpenuhi
apabila ada interaksi publik dengan orang lain. Sebagai makhluk publik, manusia
tidak bisa hidup sendiri karena manusia memiliki kebutuhan terhadap manusia
lainnya. Karena itulah biasanya manusia berkumpul dan membentuk kelompok, yang
disebut dengan organisasi, seperti : Karang Taruna, perusahaan, kerajaan,
publik dan lain sebagainya.
Bahkan sekelopok kejahatan
pun pada dasarnya juga adalah sebuah organisasi, dimana mereka bergabung dan
berkumpul karena memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. Organisasi yang
paling kecil yang kerap kita jumpai adalah keluarga. Keluarga pada hakikatnya
adalah sebuah organisasi. Keluarga adalah satuan organisasi terkecil yang
pertama kali dikenal oleh setiap manusia.
2. Struktur
Organisasi
Struktur
organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.
Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut
diintegrasikan (koordinasi). Selain dari pada itu struktur organisasi juga
menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan.
Struktur
Organisasi sangat penting untuk dapat dipahami oleh semua komponen dalam rangka
menciptakan sistem kerja yang efektif dan efesien. Struktur organisasi
merupakan deskripsi bagaimana organisasi membagi pekerjaan dan melaksanakan
tugas atau pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Struktur
organisasi juga mengatur siapa yang melaksanakan tugas dan pekerjaan itu.
Selain membagi dan mengatur tugas dan pekerjaan yang diemban oleh organisasi,
struktur organisasi juga menggambarkan hubungan organisasi secara internal maupun
eksternal.
3. Budaya
Organisasi, Birokrasi, Sistem dan Administrasi
I. Budaya
Organisasi
Adapun pengertian budaya organisasi,
yaitu sebagai berikut:
1. Peter
F.Drucker mengatakan bahwa budaya organisasi adalah pokok penyelesaian
masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara
konsisten oleh suatu kelompok,kemudian mewariskannya kepada anggota-anggota
baru sebagai cara yang tepat untuk memahami,memikirkan dan merasakan terhadap
masalah-masalah yang terkait.
2. Robins
mengatakan bahwa budaya organisasi adalah filosofi dasar yang memberikan arahan
bagi kebijakan organisasi dalam pengelolaan karyawan dan nasabah.
Robins memberikan tujuh karakteristik
budaya organisasi, yaitu sebagai berikut.
1. Inovasi dan
keberanian mengambil resiko
2. Perhatian terhadap
detail
3. Berorientasi pada
hasil
4. Berorientasi kepada
manusia
5. Berorientasi pada
tim
6. Agresivitas
7. Stabilitas
a. Sumber-sumber
Budaya Organisas1.
Menurut Tosi,
Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya organisasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Pengaruh
umum dari luar yang luas mencakup
faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat
dikendalikan oleh organisasi.
2. Pengaruh
dari nilai-nilai yang ada di masyarakat, keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai
yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.
3. Faktor-faktor
yang spesifik dari organisasi.
Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik
masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian
yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar
bagi tumbuhnya budaya organisasi.
b. Fungsi Budaya
Organisasi
Menurut Robbins
(1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
a) Budaya
menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
b) Budaya membawa
suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c) Budaya
mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang.
d) Budaya
merupakan perekat faktor yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan
memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
e) Budaya sebagai
mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta
perilaku karyawan.
II. Birokrasi.
Birokrasi berasal
dari kata bureaucracy (bahasa inggris bureau + cracy),
diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai
komando dengan bentuk piramida, dimana lebih banyak orang berada
ditingkat bawah dari pada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi yang
sifatnya administratif maupun militer.
Pada
rantai komando ini setiap posisi serta tanggung jawab kerjanya dideskripsikan
dengan jelas. Organisasi ini pun
memiliki aturan dan prosedur ketat sehingga cenderung kurang
fleksibel.
Birokrasi
adalah alat kekuasaan bagi yang menguasainya, dimana para pejabatnya secara
bersama-sama berkepentingan dalam kontinuitasnya. Ditinjau dari sudut
etimologi, maka perkataan birokrasi berasal dari kata bureau dan kratia (Yunani), bureau artinya
meja atau kantor dan kratia artinya pemerintahan. Jadi
birokrasi berarti pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dari meja ke meja.
Max Weber memandang Birokrasi sebagai suatu istilah kolektif bagi
suatu badan yang terdiri atas pejabat-pejabat atau sekelompok yang pasti dan
jelas pekerjaannya serta pengaruhnya dapat dilihat pada semua macam organisasi.
Secara teoritis
birokrasi adalah alat kekuasaan untuk menjalankan keputusan-keputusan politik,
namun dalam prakteknya birokrasi telah menjadi kekuatan politik yang potensial
yang dapat merobohkan kekuasaan. Birokrasi juga merupakan alat politik untuk
mengatur dan mewujudkan agenda-agenda politik, sifat kekuasaan aparat birokrasi
sebenarnya bukan tanpa kendali tetapi tetap dibatasi oleh perangkat kendali
dari luar dan dari dalam. Birokrasi juga dapat dibedakan dengan dua tipe, yaitu
tipe birokrasi klasik dan birokrasi perilaku.
Birokrasi juga
dimaksudkan untuk mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang dilakukan
banyak orang, birokrasi adalah tipe dari suatu organisasi untuk mencapai
tugas-tugas administrasi besar dengan cara mengkoordinasi secara sistematis
atau teratur pekerjaan dari banyak orang. Birokrasi sebagai suatu sistem kerja
dimaksudkan sebagai sistem kerja yang berdasarkan atas tata hubungan kerja sama
antara jabatan-jabatan secara langsung mengenai persoalan yang formil menurut
prosedur yang berlaku, tanpa pamrih dan prasangka.
III. Sistem
Sistem berasal
dari bahasa Latin (systēma)
dan bahasa Yunani (sustēma)
adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliraninformasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan
suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Kata
"sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum
diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada
banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang
paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di
antara mereka.
Setiap
organisasi baik formal maupun informal, akan menganut suatu sistem yang
mengatur bagaimana cara organisasi mencapai tujuannya. Untuk itulah setiap
organisasi memiliki peraturan-peraturan yang merefleksikan
kepentingan-kepentingan organisasi. Sistem pada organisasi itu dapat berupa
anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan khusus, prosesdur dan
peraturan lainnya.
Pada organisasi
yang paling kecil, yaitu keluarga, pada dasarnya juga memiliki
peraturan-peraturan sekalipun tidak sekompleks peraturan pada organisasi
besar. Sistem yang dianut oleh organisasi inilah yang mengatur setiap gerak dan
tindak tanduk organisasi.
Apabila sistem
tersebut dipandang perlu untuk diperbaiki, maka sistem tersebut bisa diperbaiki
agar kembali sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan organisasi. Organisasi
yang diatur oleh sistem (ruled by system), memiliki sistem yang
berkesinambungan sekalipun ada orang yang keluar/masuk ke dalam organisasi.
Sistem organisasi terbagi dalam
komponen penyusun yang saling berikatan yaitu :
· Input
· Proses
· Output
· Feedback
IV. Administrasi.
Administrasi
pengertian sehari-hari sering disamakan dengan tata usaha, yailu berupa
kegiatan mencatat, mengumpulkan dan menyimpan suatu kegiatan atau hasil
kegiatan untuk membantu pimpinan dalam mengambil keputusan.
Penjelasan
di atas adalah definisi administrasi dalam arti sempit yang masih banyak
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu contoh, sebuah koran/majalah/tabloid
membubuhkan alamatnya dengan “Kantor redaksi Administrasi”. Yang
dimaksud oleh lembaga pers di atas lak lain adalah tata usaha. Definisi
administrasi terkadang dipersempit lagi dan disamakan dengan keuangan. Misalnya
seorang pegawai kantor berucap “bereskan dulu urusan administrasimu” yang
dimaksud dengan administrasi oleh si pegawai adalah keuangan. –
Definisi administrasi secara luas
adalah :
1. Suatu
proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok. negara atau
swasta, militer atau sipil, besar atau kecil dan sebagainya.
2. Perencanaan,
pengorganisasian, memberikan komando, koordinasi dan
mengadakan pengawasan.
3. Kegiatan
suatu kelompok yang mengadakan kerjasama untuk menyeiesaikan tujuan bersama.
4. Bimbingan.
kepemimpinan dan pengawasan daripada usaha-usaha kelompok individu terhadap
tercapainya tujuan bersama.
a. Unsur-Unsur
Administrasi
Tampaknya
terjadi kontradeksi dalam pengertian administrasi tersebut, tetapi dari
uraian-uraian itu dapat ditarik kesimpulan makna yang terkandung dalam
administrasi, yaitu :
Adanya usaha
atau aktivitas kelompok manusia yang terdiri dari 2 orang atau lebih.
Adanya organisasi atau wadah kerjasama.
Adanya perencanaan, bimbingan,
kepemimpinan, koordinasi dan pengawasan.
Adanya
tujuan.
Peralatan dan perlengkapan.
b. Macam-Macam
Administrasi
Dari
segi perkembangannya, administrasi dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu
administasi negara dan niaga.Administrasi negara ialah keseluruhan kegiatan
yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah dari suatu negara dalam usaha
mencapai tujuan negara.
Administrasi niaga ialah keseluruhan
kegiatan mulai dari produksi barang dan/atau jasa sampai tibanya barang atau
jasa tersebut di tangan konsumen.
4. Sentralisasi
Dan Disentralisi.
a. Sentralisasi
Dalam manajemen pendidikan dikenal dua
mekanisme pengaturan, yaitu sistem sentralisasi dan desentralisasi. Dalam
sistem sentralisasi, segala sesuatu yang berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan diatur secara ketat oleh pemerintah pusat. Sementara dalam sistem
desentralisasi, wewenang pengaturan tersebut diserahkan kepada pemerintah
daerah. Kedua sistem tersebut dalam prakteknya tidak berlaku secara
ekstrem, tetapi dalam bentuk kontinum; dengan pembagian tugas dan wewenang
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (lokal).
Hal ini juga
berlaku dalam manajemen pendidikan di Indonesia, sebagaimana dijelaskan dalam
Penjelasan UUSPN 1989 bahwa pendidikan nasional diatur secara terpusat (sentralisasi),
namun penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan dilaksanakan secara tidak
terpusat (desentralisasi). Hal tersebut cukup beralasan karena masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan sehingga untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya dan mengurangi segi-segi negatif, pengelolaan pendidikan
tersebut memadukan sistem sentralisasi dan desentralisasi.
1. Konsep
sentralisasi pendidikan
Sentralisasi
adalah seluruh wewenang terpusat pada pemerintah pusat. Daerah tinggal menunggu
instruksi dari pusat untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah
digariskan menurut Undang-Undang.
Menurut ekonomi
manajemen sentralisasi adalah memusatkan semua wewenang kepada sejumlah kecil
manager atau yang berada di suatu puncak pada sebuah struktur organisasi.
Sentralisasi banyak digunakan pemerintah sebelum otonomi daerah. Kelemahan
sistem sentralisasi adalah dimana sebuah kebijakan dan keputusan pemerintah
daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat sehingga
waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih lama.
Indonesia
sebagai negara berkembang dengan berbagai kesamaan ciri sosial budayanya, juga
mengikuti sistem sentralistik yang telah lama dikembangkan pada negara
berkembang. Konsekuensinya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia serba
seragam, serba keputusan dari atas, seperti kurikulum yang seragam tanpa
melihat tingkat relevansinya bagi kehidupan anak dan lingkungannya.
Dengan
adanya sentralisasi pendidikan telah melahirkan berbagai fenomena yang
memperhatikan seperti :
a) Totaliterisme
penyelenggaraan pendidikan
b) Keseragaman
manajemen, sejak dalam aspek perencanaan, pengelolaan, evaluasi, hingga model
pengembangan sekolah dan pembelajaran.
c) Keseragaman
pola pembudayaan masyarakat
d) Melemahnya
kebudayaan daerah
e) Kualitas
manusia yang robotik, tanpa inisiatif dan kreatifitas.
Dengan
demikian, sebagai dampak sistem pendidikan sentralistik, maka upaya mewujudkan
pendidikan yang dapat melahirkan sosok manusia yang memiliki kebebasan
berpikir, mampu memecahkan masalah secara mandiri, bekerja dan hidup dalam
kelompok kreatif penuh inisiatif dan impati, memiliki keterampilan
interpersonal yang memadai sebagai bekal masyarakat menjadi sangat sulit untuk
di wujudkan.
b. Desentralisasi
Desentralisasi
di Indonesia sudah ada cukup lama, dimulai sejak tahun 1973, yaitu sejak
diterbitkannya UU no. 5 tahun 1973 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah
otonomi dan pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi tugas pusat
dan daerah. Dan terdapat pula pada PP No. 45 tahun 1992 dan dikuatkan lagi
melalui PP No. 8 tahun 1995. Menurut UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan
daerah, desentralisasi dikonsepsikan sebagai penyerahan wewenang yang disertai
tanggung jawab pemerintah oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom.
Beberapa alasan yang mendasari perlunya
desentralisasi :
a) Mendorong
terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas.
b) Mengakomodasi
terwujudnya prinsip demokrasi.
c) Mengurangi
biaya akibat alur birokrasi yang panjang sehingga dapat meningkatkan efisiensi.
d) Memberi
peluang untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal.
e) Mengakomodasi
kepentingan politik.
f) Mendorong
peningkatan kualitas produk yang lebih kompetitif.
Desentralisasi
Community Based Education mengisyaratkan terjadinya perubahan kewenangan dalam
pemerintah antara lain :
a) Perubahan
berkaitan dengan urusan yang tidak diatur oleh pemerintah pusat, secara
otomatis menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, termasuk dalam pengelolaan
pendidikan.
b) Perubahan
berkenaan dengan desentralisasi pengelolaan pendidikan. Dalam hal ini
pelempahan wewenang dalam pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat ke
daerah otonom, yang menempatkan kabupaten/kota sebagai sentra desentralisasi.
Desentralisasi
adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada
orang-orang pada level bawah ( daerah ). Pada sistem pendidikan yang terbaru
tidak lagi menerapkan sistem pendidikan sentralisasi, melainkan sistem otonomi
daerah atau OTDA yang memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk
mengambil kebijakan yang tadinya diputuskan seluruhnya oleh pemerintah
pusat.
1. Mengapa
perlu desentralisasi pendidikan?
Pendidikan
dan secara khusus lagi sekolah yang selama ini dikelola secara sentralistik
justru menimbulkan banyak masalah. Maka sekolah yang memiliki karakteristik
seperti itu harus didesentralisasikan. Salah satu model desentralisasi
pendidikan adalah Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management).
Banyak
pakar dan pemerhati pendidikan menyumbangkan pikirannya untuk mengkaji model
MBS yang cocok dengan kondisi negeri ini. Namun jarang sekali yang menyinggung
masalah isi (content) yang tak lain merupakan hakikat desentralisasi itu
sendiri. Hakikat desentralisasi pendidikan adalah “apa dan kepada siapa” (what
and to whom) dan bukan aturan-aturannya (regulation).
Menurut
Wohlstetter dan Mohrman (1993) terdapat empat sumber daya yang harus
didesentralisasikan yaitu power/authority, knowledge, information dan
reward.
Pertama, kekuasaan/kewenangan
(power/authority) harus didesentralisasikan ke sekolah-sekolah secara langsung
yaitu melalui dewan sekolah.
Kedua, pengetahuan
(knowledge) juga harus didesentralisasikan sehingga sumberdaya manusia di
sekolah mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi kinerja sekolah.
Ketiga, hakikat lain
yang harus didensentralisasikan adalah informasi (information).
Keempat, pengahargaan (reward)
adalah hal penting lainnya yang harus didesentralisasikan.
Dengan
mendesentralisasikan empat bidang tersebut diharapkan tujuan utama MBS akan
tercapai. Tujuan utama MBS tak lain adalah meningkatkan kinerja sekolah dan
terutama meningkatkan kinerja belajar siswa menjadi lebih baik.
Sedikitnya
terdapat empat hal yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan desentralisasi
berhasil, yaitu:
1) pertauran
perundang-undangan yang mengatur desenralisasi pendidikan dari tingkat daerah,
provinsi sampai tingkat kelembagaan
2) pembinaan
kemampuan daerah
3) pebentukan
perencanaan unit yang bertanggung jawab untuk menyusun perencanaan penddikan
4) perangkat
sosial, berupa kesiapan masyarakat setempat untuk menerima dan membantu
menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan desentralisasi tersebut.
Dari beberapa pengalaman di negara
lain, kegagalan desentralisasi di akibatkan oleh beberapa hal :
a) Masa
transisi dari sistem sentralisasi ke desentralisasi memungkinkan terjadinya
perubahan secara gradual dan tidak memadai serta jadwal pelaksanaan yang
tergesa-gesa.
b) Kurang
jelasnya pembatasan rinci kewenangan antara pemerintah pusat, propinsi dan
daerah.
c) Kemampuan
keuangan daerah yang terbatas.
d) Sumber
daya manusia yang belum memadai.
e) Kapasitas
manajemen daerah yang belum memadai.
f) Restrukturisasi
kelembagaan daerah yang belum matang.
g) Pemerintah
pusat secara psikologis kurang siap untuk kehilangan otoritasnya.
Selain dampak negatif tentu saja
desentralisasi pendidikan juga telah membuktikan keberhasilannya antara lain:
a) Mampu memenuhi
tujuan politis, yaitu melaksanakan demokratisasi dalam pengelolaan pendidikan.
b) Mampu membangun
partisipasi masyarakat sehingga melahirkan pendidikan yang relevan, karena
pendidikan benar-benar dari oleh dan untuk masyarakat.
c) Mampu
menyelenggarakan pendidikan dengan memfasilitasi proses belajar mengajar yang
kondusif, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas belajar siswa.
5. Macam-Macam
Organisasi
Menurut
dari sumber yang saya dapat . Organisasi terbagi
menjadi tiga. Organisasi Niaga, Organisasi Sosial dan Organisasi Regional &
Internasional.
Berikut ini
adalah penjelasan dari ketiga Organisasi tersebut:
a. Organisasi
Niaga
Organisasi
Niaga adalah organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan
Macam-macam Organisasi Niaga :
Macam-macam Organisasi Niaga :
a) Perseroan
Terbatas (PT)
b) Perseroan
Komanditer (CV)
c) Firma
(FA)
d) Koperasi
e) Join
Ventura
f) Trus
g) Kontel
h) Holding Company
b. Organisasi
Sosial
Organisasi
Sosial adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat
Jalur pembentukan organisasi Kemasyarakatan :
Jalur pembentukan organisasi Kemasyarakatan :
a. Jalur Keagamaan
b. Jalur Profesi
c. Jalur
Kepemudaan
d. Jalur
Kemahasiswaan
e. Jalur
Kepartaian & Kekaryaan
c. Organisasi
Regional
Organisasi Regional adalah organisasi
yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara /Organisasi
Internasional,
Organisasi Internasional adalah
organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara di dunia.
1. Macam-macam
organisasi internasional
2. UNUnited Nation
= PBB (1945)
3. UNESCO United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
4. ICRCInternational
Committee of the Red Cross (1863) = Palang Merah,gerakan bantuankemanusiaan
saat bencana alam atau peperangan.
5. ASEAN :
Association of Southeast Asian Nations = Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia
Tenggara (PERBARA) ( Dibentuk 8 Agustus1967,memiliki 10 negara anggota, Timor
Leste dan Papua Nugini hanya sebagai pemantau, dan masih mempertimbangkan akan
menjadianggota).
6. Learning
Organization
organisasi
pembelajaran adalah suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk terus
menerus melakukan proses pembelajaran mandiri (self leraning) sehingga
organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon
beragam perubahan yang muncul.
Pedler,
Boydell dan Burgoyne mendefinisikan bahwa organisasi pembelajaran adalah
“Sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan
secara terus menerus mentransformasikan diri”. • Menurut Lundberg (Dale, 2003)
menyatakan bahwa pembelajaran adalah “suatu kegiatan bertujuan yang diarahkan
pada pemerolehan dan pengembangan keterampilan dan pengetahuan serta
aplikasinya”. • Menurut Sandra Kerka (1995) yang paling konseptual dari
learning organization adalah asumsi bahwa ‘belajar itu penting’, berkelanjutan,
dan lebih efektif ketika dibagikan dan bahwa setiap pengalaman adalah suatu
kesempatan untuk belajar.
Dimensi
Learning Organization Peter Senge (1999) mengemukakan bahwa di dalam learning
organization yang efektif diperlukan 5 dimensi yang akan memungkinkan
organisasi untuk belajar, berkembang, dan berinovasi yakni:
1. Personal
Mastery Kemampuan untuk secara terus menerus dan sabar memperbaiki wawasan agar
objektif dalam melihat realitas dengan pemusatan energi pada hal-hal yang
strategis. Organisasi pembelajaran memerlukan karyawan yang memiliki kompetensi
yang tinggi, agar bisa beradaptasi dengan tuntutan perubahan, khususnya
perubahan teknologi dan perubahan paradigma bisnis dari paradigma yang berbasis
kekuatan fisik ke paradigma yang berbasis pengetahuan.
2. Mental
Model Suatu proses menilai diri sendiri untuk memahami, asumsi, keyakinan, dan
prasangka atas rangsangan yang muncul. Mental model memungkinkan manusia
bekerja dengan lebih cepat. Namun, dalam organisasi yang terus berubah, mental
model ini kadang-kadang tidak berfungsi dengan baik dan menghambat adaptasi
yang dibutuhkan. Dalam organisasi pembelajar, mental model ini didiskusikan,
dicermati, dan direvisi pada level individual, kelompok, dan organisasi.
3. Shared
Vision Komitmen untuk menggali visi bersama tentang masa depan secara murni
tanpa paksaan. Oleh karena organisasi terdiri atas berbagai orang yang berbeda
latar belakang pendidikan, kesukuan, pengalaman serta budayanya, maka akan
sangat sulit bagi organisasi untuk bekerja secara terpadu kalau tidak memiliki
visi yang sama. Untuk menggerakkan organisasi pada tujuan yang sama dengan
aktivitas yang terfokus pada pencapaian tujuan bersama diperlukan adanya visi
yang dimiliki oleh semua orang dan semua unit yang ada dalam organisasi.
4. Team
Learning Kemampuan dan motivasi untuk belajar secara adaptif, generatif, dan
berkesinambungan.
5. System
Thinking Organisasi pada dasarnya terdiri atas unit yang harus bekerja sama
untuk menghasilkan kinerja yang optimal.
Berdasarkan hasil penelitian
Tjakraatmaja (2002) dihasilkan temuan bahwa untuk membangun learning
organization dibutuhkan tiga pilar yang saling mendukung, yaitu :
1. Pembelajaran
Individual (individual learning),
2. Jalur
Transformasi Pengetahuan,
3. Pembelajaran
Organisasional (organizational learning).
7. Visi
dan Misi
a. Pengertian Visi.
Visi adalah suatu pandangan jauh
tentang perusahaan, tujuan - tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat
dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang
ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi
selama masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi
oleh suatu pernyataan visi:
1. Berorientasi
ke depan
2. Tidak
dibuat berdasarkan kondisi saat ini
3. Mengekspresikan
kreatifitas
4. Berdasar
pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat
b. Pengertian
Misi
Misi adalah pernyataan tentang apa yang
harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi perusahaan
adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan
arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
Berikut adalah contoh visi dan misi organisasi selengkapnya,
dimana contoh visi dan misi disini diambil dari visi dan misi organisasi masyrakat
(Ormas) Nasional Demokrat.
Contoh Visi : “Kemerdekaan
Indonesia yang Utuh”!
Contoh Misi
1. Membangun
Politik Solidaritas. Berarti menata
kembali demokrasi melalui partisipasi rakyat dari tingkat lokal hingga
terbentuknya solidaritas nasional (melalui jalur partai politik dan non-partai
politik), memantapkan reformasi birokrasi sebagai pelayan rakyat dan bukan alat
kekuasaan, negara-bangsa dan negara konstitusional yang kuat.
2. Menggerakkan
Ekonomi Emansipatif dan Partisipatif . Berarti menggerakkan potensi manusia
yang produktif (perluasan kesempatan lapangan kerja, kemampuan kewirausahaan
dan akses permodalan, khususnya di pertanian, pedesaan, dan maritim),
penguasaan dan pengelolaan sumberdaya alam secara bergotong-royong, bernilai tambah,
dan berwatak nasional, keberpihakan kepada UMKM, serta restorasi industri dasar
dan industri olahan.
3. Menumbuh-kembangkan
Budaya Gotong Royong .
Berarti merestorasi pendidikan karakter bangsa yang menjunjung tinggi
pluralisme, kebebasan berekspresi, solidaritas sosial (tolong-menolong),
penghargaan terhadap budaya lokal; membangun ilmu pengetahuan berbasis warisan
budaya bangsa; memajukan teknologi tepat guna.
BAB:
III
PENUTUP
1. Kesimpulan.
Organisasi adalah wadah yang
memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya belum dapat dicapai
oleh individu secara sendiri-sendiri. Atau sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama.
Organisasi yang pertama kali kita kenal dalam kehidapan ini adalah kelurg
Secara garis besar Organisasi memiliki beberapa unsur,
sebagai berikut:
1. Organisasi
merupakan sistem.
2. Adanya
pola aktivitas.
3. Adanya
sekelompok orang.
4. Adanya
tujuan yang telah ditetapkan.
5. Kerja
sama.
6. Sistem
koordinasi.
7. Pembagian
tugas dan tanggung jawab.
8. Sumber
daya organisasi.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar